Pages

22 Juni 2010

Segala yang Kita Miliki Itu Titipan dari Tuhan

Seorang ibu terus saja memandangi anaknya yang sedang sakit. Ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyembuhkan anaknya itu. Ia tidak punya kemampuan untuk menyembuhkannya. Namun dalam pikirannya mulai tumbuh berbagai cara, agar anaknya itu sembuh.

Pikiran pertama yang muncul adalah ia ingin membawa anaknya itu kepada seorang dukun. Mengapa pikiran itu muncul? Karena ia tidak punya biaya. Ia tidak punya uang untuk biaya pengobatan anaknya. Namun ia tidak mau anaknya dijadikan kelinci percobaan oleh dukun. Karena itu, ia memutuskan untuk tidak membawa anaknya kepada dukun.

Pikiran kedua yang muncul adalah membawa anak itu kepada dokter. Tetapi persoalannya adalah ia tidak punya biaya. Ia tahu kalau berobat ke dokter itu akan membutuhkan banyak biaya. Tetapi ia tidak habis akal. Ia mencoba untuk mencari tahu, kalau-kalau ada dokter yang bisa memberi dia biaya yang ringan. Atau kalau bisa ia mendapatkan pengobatan gratis.

Usaha itu ia lakukan. Ia berhasil menemukan seorang dokter yang baik hati. Anaknya diobati oleh dokter itu dengan gratis. Setelah itu dokter itu memberinya obat dengan gratis pula. Ia tidak perlu keluarkan uang sepeser pun untuk biaya pengobatan anaknya. Bahkan dokter itu memberinya beberapa ratus ribu untuk beli susu bagi anaknya. Sungguh, suatu kegembiraan yang luar biasa ia alami hari itu.

Apa yang ibu itu lakukan setelah mendapatkan segala sesuatu serba cuma-cuma? Ia mensyukuri kebaikan dokter itu. Setiap hari ia mendoakan dokter itu, agar diberi rejeki yang berlimpah. Itulah ungkapan terima kasihnya kepada Tuhan dan sesama.

Tuhan menggunakan dokter itu untuk menyembuhkan mereka yang sakit. Tuhan ingin, agar manusia mengalami sukacita dan damai dalam hidup ini. Tuhan memberi segala sesuatu yang kita butuhkan dengan cuma-cuma. Rahmat Tuhan begitu berlimpah atas kita manusia. Soalnya adalah apakah kita sering menyadari kelimpahan kasih Tuhan itu? Atau kita justru melupakan kasih Tuhan itu?

Kita hidup dalam dunia yang sedang menggoda. Ada orang yang mengagung-agungkan kekuatan dan kemampuan dirinya. Ada orang yang merasa bahwa segala sesuatu yang dimilikinya itu berkat usahanya sendiri. Benarkah sikap seperti ini? Bukankah segala yang kita miliki hanyalah titipan dari Tuhan? Bukankah kemampuan dan hasil-hasil yang kita punyai itu berasal dari Tuhan?

Karena itu, dibutuhkan suatu kesadaran yang terus-menerus bahwa hidup kita ini dipenuhi oleh rahmat Tuhan. Kita mendapatkan berbagai kemudahan dalam hidup, karena Tuhan intervensi terhadap hidup kita. Tuhan tetap setia melibatkan diri dalam setiap suka dan duka hidup kita.

Sebagai orang beriman, kita diajak untuk senantiasa mensyukuri kebaikan Tuhan. Itulah ungkapan terima kasih kita kepada Tuhan yang mahapengasih dan mahapenyayang. Dengan demikian, kita menjadi orang-orang yang berkenan kepada Tuhan. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com

416

Bagikan

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.