Pages

11 Juni 2010

Mendidik Hati yang Mudah Tergerak


Suatu hari seorang gadis kecil merasa lapar sekali. Ia berusaha untuk menahannya, tetapi tidak bisa. Tidak lama kemudian ia menangis. Ia berteriak-teriak minta tolong. Suara teriakannya terdengar oleh tetangganya.

Cepat-cepat tetangganya itu mendatanginya. Ia membawakan beberapa roti dan air bagi anak itu. Gadis itu sangat gembira melihat roti dan air itu. Ia langsung melahapnya. Ia memakan semua roti dan minum air itu sampai habis. Tidak ada yang tersisa.

Ketika ditanya oleh tetangganya, mengapa ia kelaparan, ia menjawab, “Orangtua saya meninggalkan saya sendirian tanpa makanan. Sudah dua hari mereka pergi entah ke mana. Saya belum bisa masak.”

Tetangga itu merasa sedih mendengar jawaban gadis itu. Ia pun mengajak gadis kecil itu untuk tinggal bersamanya sambil menunggu kedua orangtuanya pulang. Gadis kecil itu menurut saja ajakan tetangganya itu. Ia boleh merasakan kasih dari tetangga itu. Ia boleh menikmati makanan yang lezat. Bagi gadis kecil itu, perbuatan tetangga itu merupakan suatu tindakan kemanusiaan yang paling indah. Ia boleh mengalami sukacita dalam hidupnya.

Pernahkah Anda mengalami sukacita ketika dibantu oleh orang lain? Di saat-saat Anda mengalami kesulitan dalam hidup ini, apa yang paling Anda butuhkan? Tentu saja yang paling Anda butuhkan adalah perhatian dari sesama. Suatu perhatian penuh cinta yang diberikan sesama kepada Anda. Suatu perhatian, entah besar atau kecil, ternyata sungguh-sungguh memiliki makna yang sangat indah bagi hidup ini.

Bayangkanlah bahwa Tuhan itu seperti tetangga yang punya kepedulian terhadap gadis kecil yang kelaparan itu. Tuhan tentu saja akan merasa sedih mendengar ciptaanNya mengalami kesulitan dalam hidup ini. Tuhan tidak akan segan-segan membantu manusia. Tuhan ingin agar manusia menemukan kebahagiaan dalam hidupnya.

Sebagai orang beriman, kita tentu mau agar kita terlibat dalam suka dan duka hidup sesama kita. Kita ingin mengulurkan tangan kita kepada mereka yang mengalami dukacita dalam hidup mereka. Mungkin di sekitar kita ada orang yang sedang mengalami derita karena lapar. Mungkin juga ada yang menderita karena dikucilkan oleh lingkungan sekitarnya. Mungkin ada yang merasa bahwa hidup ini tidak begitu bermakna. Situasi seperti ini menjadi kesempatan bagi kita untuk memberikan perhatian kepada sesama kita. Kita diundang untuk peduli terhadap sesama kita.

Karena itu, kita butuh suatu kepedulian yang mendalam terhadap sesama kita. Hati yang peduli itu tentu saja tidak datang dengan sendirinya. Hati yang peduli itu mesti dipupuk terus-menerus. Kita perlu mendidik hati yang mudah tergerak oleh belas kasihan terhadap sesama yang menderita. Tuhan memberkati. **

Pertanyaan-pertanyaan Refleksi:

1. Apakah hati Anda mudah tergerak oleh penderitaan sesama?

2. Mengapa Anda mudah (atau tidak mudah) tergerak oleh penderitaan sesama?

Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.


405

Bagikan

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.