Pages

19 Juni 2010

Menaati Peraturan untuk Kesejahteraan Bersama


Menurut cerita, salah seorang kaisar Dinasti Ming di Tiongkok berkuasa dengan tangan besi. Setiap orang yang melanggar peraturan kekaisaran akan dihukum dengan berat. Bahkan ia tidak memandang hubungan kekerabatan. Setiap orang yang melakukan pelanggaran atas peraturan dan hukum, harus mendapatkan hukuman yang setimpal. Banyak orang mengalami hal ini. Mereka yang melanggar peraturan dan hukum harus menderita.

Menurut banyak orang, peraturan dan hukum yang ketat yang ia berlakukan itu demi kepentingan dirinya sendiri. Tujuannya untuk mempertahankan kekuasaannya. Ia akan mengorbankan siapa pun, kalau ia merasa dirinya terancam. Siapa pun yang menentang kebijaksanaannya akan ia lenyapkan.

Meski berkuasa dengan tangan besi, rakyat Tiongkok waktu itu hidup makmur. Mereka dapat merasakan kesejahteraan dan damai. Mereka boleh membangun hidup yang lebih baik. Banyak orang heran terhadap situasi ini. Namun bagi kaisar, kesejahteraan dan langgengnya kekuasaan mesti diimbangi oleh suatu kekuasaan yang keras. Tidak ada kompromi terhadap setiap bentuk ketidaksetiaan.

Tentu saja hukum dan peraturan yang keras seperti ini tidak lagi kita temukan di dunia yang serba maju ini. Kalau toh ada, banyak orang akan menentangnya. Persoalannya adalah setiap produk hukum dan peraturan itu dibuat untuk kepentingan manusia. Bukan manusia untuk hukum dan peraturan yang ada. Namun tidak berarti orang hidup seenaknya saja.

Beberapa kasus narkoba yang terjadi di negeri ini berakhir dengan hukuman berat bagi pengedar, pengguna maupun bandar. Hal ini menunjukkan bahwa hukum itu mesti dibuat untuk kepentingan manusia. Mengapa dibutuhkan hukum dan peraturan? Karena manusia membutuhkan hal-hal yang dapat mengatur hidup manusia. Manusia mesti mengikutinya, agar kehidupan bersama dapat berjalan dengan baik.

Kita butuhkan peraturan dan hukum, agar kita dapat memiliki arah hidup yang jelas. Kalau orang tidak menuruti peraturan dan hukum, orang akan mendapatkan akibat negatifnya. Mengapa? Karena hukum dan peraturan itu mengatur tata hidup bersama. Tujuannya untuk kebaikan dan kesejahteraan bersama.

Karena itu, penyelewengan terhadap peraturan dan hukum hanya menyebabkan penderitaan bagi banyak orang. Kita menyaksikan begitu banyak orang yang menderita, karena korupsi yang dilakukan oleh para pejabat di negeri ini. Gizi buruk yang diderita oleh banyak anak-anak janganlah disalahkan pada orangtua mereka. Tetapi gizi buruk itu sebenarnya akibat dari program pemerintah yang indah-indah itu tidak dijalankan dengan baik. Pemberantasan kemiskinan yang didengung-dengungkan itu hanya suatu kamuflase dari oknum-oknum tertentu untuk kepentingan diri sendiri.

Sebagai orang beriman, kita mesti sadar bahwa ketika kita melaksanakan peraturan dan hukum dengan baik, kita membawa kehidupan yang sejahtera bagi banyak orang. Orang beriman itu tidak hanya memikirkan dirinya sendiri. Orang beriman selalu memikirkan kebaikan sesama. Orang beriman selalu bertanggungjawab terhadap kehidupan bersama. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com

413

Bagikan

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.