Pages

10 Juli 2010

Berjalan dalam Kebenaran

Suatu hari seorang bapak menemui seorang anaknya yang tidak lulus dalam ujian. Anaknya itu sedang ketakutan. Tetapi ia siap untuk dimarahi oleh ayahnya. Ia menerima kenyataan bahwa dalam ujian nasional yang lalu ia tidak bisa berbuat banyak. Segala cara sudah ia tempuh, tetapi ia belum berhasil juga. Satu hal yang tetap dipertahankan oleh anak itu adalah ia tidak mau tergoda oleh bocoran jawaban soal-soal yang marak terjadi di sekolahnya.

Ia ingin berhasil melalui kerja kerasnya. Ia tidak ingin terjebak dalam ketidakjujuran. Karena itu, ia siap bertanggungjawab atas apa yang sudah dilakukannya. Ketika ayahnya datang menemuinya, ia mau menghadapinya. Satu hal yang tidak pernah dibayangkannya adalah sang ayah tidak memarahinya. Ayahnya mampu menerima kenyataan itu.

Ayahnya berkata, “Nak, tidak lulus tidak apa-apa. Ayah tahu kamu mengerjakannya dengan jujur. Itulah yang diajarkan oleh ayah sejak kamu masih kecil. Ayah bangga, kamu punya sikap yang jujur.”

Anak itu menangis terharu. Hukuman yang sebenarnya ia nanti-nantikan itu tidak terjadi. Ia bangga memiliki seorang ayah yang mampu menghargai usaha anaknya. Seorang ayah yang selalu memberi kesempatan kepada anaknya untuk mencoba dan mencoba lagi.

Banyak orang bangga akan hasil yang dicapai melalui jalan yang tidak benar. Banyak anak sekolah yang bangga mendapatkan nilai yang tinggi dengan jalan nyontek atau ngepek. Sebenarnya di balik kebanggaan itu tersembunyi sesuatu yang memalukan. Sepertinya banyak orang tidak punya rasa malu lagi terhadap ketidakjujuran yang mereka lakukan.

Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa kejujuran itu di atas segala-galanya. Orang boleh saja tergoda oleh kemudahan-kemudaan hidup. Tetapi orang mesti tetap bertahan dalam kejujuran. Orang mesti mengambil jalan yang baik dalam usaha meraih sukses dalam hidup ini.

Sebagai orang beriman, kita mesti memupuk nilai-nilai kebaikan dalam hidup kita. Kita mesti tetap memperjuangkan nilai-nilai kejujuran dalam hidup kita. Mengapa? Karena jalan kejujuran itu membahagiakan orang. Orang tidak hidup di bawah bayang-bayang ketakutan akan terbongkarnya ketidakjujuran mereka.

Karena itu, kita mesti tetap belajar untuk hidup jujur meskipun banyak godaan datang menghadang kita. Yakinlah, orang yang berani jujur dalam segala hal akan menemukan sukacita dan bahagia dalam hidup ini. Mari kita mohon bantuan Tuhan, agar Tuhan memberi jalan kebaikan dan kejujuran kepada kita. Dengan demikian, sukacita dan damai menjadi bagian dari hidup kita. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com


434

Bagikan

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.