Ada seorang yang sangat pandai dan dikenal sangat saleh dalam hal agama. Ia diundang ke mana-mana untuk berbicara tentang Tuhan dalam hidup manusia. Dalam salah satu pertemuan, seorang cerdik pandai bertanya kepadanya, “Anda banyak berbicara tentang Tuhan. Alangkah dekatnya Anda dengan Tuhan!”
Sambil tersenyum, orang pandai itu berkata, “Anda benar. Saya berbicara tentang Tuhan. Tetapi saya berbicara terlalu sedikit kepada Tuhan.”
Orang cerdik pandai itu tersenyum. Ia mengerti maksud orang pandai itu. Ia tidak habis pikir, bagaimana mungkin seorang yang pandai dan dianggap saleh lupa untuk berbicara dengan Tuhan.
Orang pandai dan saleh itu berkata, “Saya mungkin mengutarakan begitu banyak kata dan banyak hal baik. Tetapi jauh di lubuk hati saya tidak punya waktu untuk mendengarkan. Padahal di dalam keheningan hatilah Tuhan berbicara kepada kita.”
Sejak itu, orang pandai dan saleh itu mulai meluangkan banyak waktu untuk berbicara kepada Tuhan. Ia membangun relasi yang lebih dekat dan mendalam dengan Tuhan. Hanya dengan cara itu, ia dapat mengenal Tuhan secara lebih mendalam. Ia berusaha untuk berbicara tentang Tuhan dari pengalamannya yang dekat dengan Tuhan.
Pengetahuan kita tentang Tuhan mesti diimbangi oleh kedekatan kita dengan Tuhan. Artinya, kita mesti membangun suatu relasi yang dekat dan baik dengan Tuhan. Hanya dengan cara ini, kita sungguh-sungguh dapat mengenal apa kehendak Tuhan bagi hidup kita.
Kisah di atas mau mengatakan bahwa tahu tentang Tuhan saja belum cukup bagi hidup manusia. Orang mesti mengambil waktu secara khusus untuk berbicara dengan Tuhan. Soalnya adalah kita tidak pernah bisa melihat Tuhan. Yang bisa kita tangkap adalah kehadiran Tuhan yang secara tidak nyata dalam hidup kita.
Untuk itu, kita mesti berani untuk memasuki suasana hening. Orang jaman sekarang sulit memasuki suasana hening. Orang dikuasai oleh suasana bising. Orang hidup dalam suasana yang ribet oleh berbagai hal. Misalnya, kesibukan pekerjaan yang membuat orang tidak bisa mengambil waktu untuk hening. Orang hanya memikirkan kesibukan bekerja itu. Akibatnya, ketika orang mengalami kesulitan-kesulitan dalam hidup, orang sulit untuk mendengarkan apa kehendak Tuhan bagi dirinya.
Karena itu, kita mesti berani meninggalkan hal-hal yang mengganggu relasi kita dengan Tuhan. Kita mesti sadar bahwa Tuhan tetap hadir dalam diri kita. Tuhan ingin agar kita juga peduli terhadap kehadiran-Nya itu. Kehadiran Tuhan itu sebenarnya lebih menguntungkan kita. Mengapa? Karena Tuhan selalu menghendaki kita mengalami sukacita dan damai dalam hidup ini. Tuhan ingin terlibat dalam setiap persoalan hidup kita. Kalau kita sungguh-sungguh mau terbuka kepada Tuhan, kita akan mengalami damai dalam hidup ini. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
453
Bagikan
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.