Ada seorang bapak jatuh sakit. Ia menderita suatu penyakit misterius yang sangat mengganggu kondisi tubuhnya. Ia mesti berhenti bekerja. Sakitnya itu berbulan-bulan lamanya. Melihat kondisi itu, istrinya menjadi panik. Soalnya, suaminya itulah satu-satunya tulang punggung keluarga. Kalau suaminya tidak bekerja, apalagi dalam waktu yang lama, kondisi ekonomi keluarga akan berbahaya.
Karena itu, istrinya berusaha sekuat tenaga, agar suaminya itu dapat sembuh. Ia membawanya ke rumah sakit yang baik. Dokter-dokter berusaha untuk mengobati penyakitnya. Mereka berusaha agar suaminya dapat sembuh kembali. Tetapi rupanya pengobatan yang dijalani itu tidak mujarab. Suaminya tidak kunjung sembuh. Sang istri semakin bingung. Apa yang sesungguhnya terjadi dengan suaminya?
Dalam keadaan bingung seperti itu, teman-temannya datang berkunjung. Mereka menasihati ibu itu untuk membawa suaminya kepada orang pintar alias dukun. Menurut mereka, suami ibu itu kena sihir atau ilmu gaib dari orang yang membencinya.
Tetapi ibu itu tidak mau. Ia tetap bertahan pada pendiriannya bahwa suaminya menderita penyakit yang bisa disembuhkan. Ia tidak mau membawa suaminya kepada orang pintar atau dukun. Baginya, Tuhan adalah andalan hidupnya. Tuhan yang harus disembah oleh manusia. Tuhan lebih berkuasa dari segala sesuatu yang ada di bawah kolong langit ini. Berkat keteguhan imannya itu, beberapa bulan kemudian suaminya sembuh. Suaminya dapat bekerja kembali.
Dalam hidup ini banyak godaan yang bisa saja datang kepada kita dalam situasi apa pun. Apalagi ketika kita mengalami dukacita dalam hidup ini. Dalam kondisi seperti itu, orang gampang jatuh ke dalam godaan-godaan. Orang mudah termakan oleh bujuk rayu dari orang lain.
Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa penyerahan diri kepada Tuhan merupakan satu-satunya jalan bagi kebahagiaan manusia. Iman kepada Tuhan itu mesti tampak dalam hidup sehari-hari. Orang tidak boleh mudah tergoda oleh bujuk rayu dari orang lain yang menawarkan kebahagiaan semu. Ketegaran dalam iman yang mendalam kepada Tuhan itu mampu membawa orang kepada keselamatan.
Orang yang bertahan di hadapan Tuhan akan menemukan kebahagiaan yang langgeng. Banyak orang masih meragu-ragukan kuat kuasa Tuhan. Banyak orang belum percaya bahwa Tuhan mampu memberikan kesembuhan bagi manusia. Banyak orang belum yakin akan penyelenggaraan Tuhan dalam hidup mereka. Mengapa bisa terjadi? Karena manusia ingin mencapai apa yang diinginkannya secara mudah dan cepat. Orang kurang sabar dalam meniti hari-hari hidup mereka.
Orang yang berpegang teguh pada Tuhan itu seperti orang-orang yang menggotong seorang yang lumpuh. Mereka membawanya kepada Yesus, agar orang lumpuh itu disembuhkan. Namun karena tidak ada jalan untuk sampai kepada Yesus, mereka membongkar atap rumah di mana Yesus sedang mengajar. Mengapa mereka lakukan itu? Karena mereka sadar bahwa hanya Tuhan Yesus mampu memberi kesembuhan. Hanya Tuhan Yesus yang mampu mereka andalkan.
Karena iman yang begitu besar, Yesus berkata kepada orang lumpuh itu, “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!”
Sebagai orang beriman, kita diajak untuk senantiasa menyerahkan hidup kita kepada Tuhan. Kita mesti yakin bahwa Tuhan Yesus dapat melakukan apa saja bagi kebahagiaan hidup kita. Tuhan menguasai manusia dengan kasih. Tuhan tidak menuntut balasan dari manusia atas segala sesuatu yang telah diberikanNya untuk kehidupan manusia. Yang dikehendaki Tuhan hanyalah kebahagiaan dan damai bagi manusia. Karena itu, mari kita datang mendekat kepada Tuhan. Kita berikan seluruh hidup kita kepada kuasaNya. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
427
Bagikan
Karena itu, istrinya berusaha sekuat tenaga, agar suaminya itu dapat sembuh. Ia membawanya ke rumah sakit yang baik. Dokter-dokter berusaha untuk mengobati penyakitnya. Mereka berusaha agar suaminya dapat sembuh kembali. Tetapi rupanya pengobatan yang dijalani itu tidak mujarab. Suaminya tidak kunjung sembuh. Sang istri semakin bingung. Apa yang sesungguhnya terjadi dengan suaminya?
Dalam keadaan bingung seperti itu, teman-temannya datang berkunjung. Mereka menasihati ibu itu untuk membawa suaminya kepada orang pintar alias dukun. Menurut mereka, suami ibu itu kena sihir atau ilmu gaib dari orang yang membencinya.
Tetapi ibu itu tidak mau. Ia tetap bertahan pada pendiriannya bahwa suaminya menderita penyakit yang bisa disembuhkan. Ia tidak mau membawa suaminya kepada orang pintar atau dukun. Baginya, Tuhan adalah andalan hidupnya. Tuhan yang harus disembah oleh manusia. Tuhan lebih berkuasa dari segala sesuatu yang ada di bawah kolong langit ini. Berkat keteguhan imannya itu, beberapa bulan kemudian suaminya sembuh. Suaminya dapat bekerja kembali.
Dalam hidup ini banyak godaan yang bisa saja datang kepada kita dalam situasi apa pun. Apalagi ketika kita mengalami dukacita dalam hidup ini. Dalam kondisi seperti itu, orang gampang jatuh ke dalam godaan-godaan. Orang mudah termakan oleh bujuk rayu dari orang lain.
Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa penyerahan diri kepada Tuhan merupakan satu-satunya jalan bagi kebahagiaan manusia. Iman kepada Tuhan itu mesti tampak dalam hidup sehari-hari. Orang tidak boleh mudah tergoda oleh bujuk rayu dari orang lain yang menawarkan kebahagiaan semu. Ketegaran dalam iman yang mendalam kepada Tuhan itu mampu membawa orang kepada keselamatan.
Orang yang bertahan di hadapan Tuhan akan menemukan kebahagiaan yang langgeng. Banyak orang masih meragu-ragukan kuat kuasa Tuhan. Banyak orang belum percaya bahwa Tuhan mampu memberikan kesembuhan bagi manusia. Banyak orang belum yakin akan penyelenggaraan Tuhan dalam hidup mereka. Mengapa bisa terjadi? Karena manusia ingin mencapai apa yang diinginkannya secara mudah dan cepat. Orang kurang sabar dalam meniti hari-hari hidup mereka.
Orang yang berpegang teguh pada Tuhan itu seperti orang-orang yang menggotong seorang yang lumpuh. Mereka membawanya kepada Yesus, agar orang lumpuh itu disembuhkan. Namun karena tidak ada jalan untuk sampai kepada Yesus, mereka membongkar atap rumah di mana Yesus sedang mengajar. Mengapa mereka lakukan itu? Karena mereka sadar bahwa hanya Tuhan Yesus mampu memberi kesembuhan. Hanya Tuhan Yesus yang mampu mereka andalkan.
Karena iman yang begitu besar, Yesus berkata kepada orang lumpuh itu, “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!”
Sebagai orang beriman, kita diajak untuk senantiasa menyerahkan hidup kita kepada Tuhan. Kita mesti yakin bahwa Tuhan Yesus dapat melakukan apa saja bagi kebahagiaan hidup kita. Tuhan menguasai manusia dengan kasih. Tuhan tidak menuntut balasan dari manusia atas segala sesuatu yang telah diberikanNya untuk kehidupan manusia. Yang dikehendaki Tuhan hanyalah kebahagiaan dan damai bagi manusia. Karena itu, mari kita datang mendekat kepada Tuhan. Kita berikan seluruh hidup kita kepada kuasaNya. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
427
Bagikan
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.