Pages

18 Juli 2010

Kesiapsediaan Menerima Sesama





Dalam sebuah keluarga, seorang anak merasa diri kurang diperhatikan oleh anggota-anggota yang lain. Akibatnya, ia sering meninggalkan rumah. Ia berusaha menemukan kebahagiaan bersama teman-temannya. Awalnya kebahagiaan itu ia rasakan sungguh indah. Mereka dapat bersukacita bersama. Mereka dapat bersendagurau bersama.

Namun lama-kelamaan cara hidupnya mulai berubah. Ia mulai terjerumus ke dalam situasi hidup yang memilukan. Ia menjadi orang yang susah diatur. Emosinya menjadi tidak teratur. Akibatnya, orangtuanya mulai kurang peduli terhadapnya. Adik-adiknya mulai merasa kehadiran dirinya menjadi suatu ancaman. Ia kehilangan kasih sayang dari para anggota keluarganya.

Dalam beberapa bulan, ia mengalami depresi yang berat. Ia sulit untuk bekerja. Ia mengalami kesulitan untuk membangun relasi dengan sesamanya. Ia mengalami penolakan di berbagai tempat dan kelompok. Ujung dari kisah ini adalah suatu kisah tragis. Ia mencabut pisau dan memotong nadinya. Tiada seorang pun yang tahu. Ia meninggal dalam kesendiriannya.

Cara pandangg terhadap suatu situasi tertentu bisa bermacam-macam. Orang mesti berani memilah-milah mana situasi yang dapat membantu pertumbuhan dirinya, mana situasi yang dapat menghancurkan dirinya. Orang tidak boleh cepat-cepat mengambil kesimpulan atau keputusan yang dapat mengacaukan hidupnya.

Kisah di atas menunjukkan bahwa orang yang kurang hati-hati dalam menilai suatu situasi hidup dapat mengakibatkan sesuatu yang fatal bagi kehidupannya. Keputusan yang menggebu-gebu untuk melarikan diri dari kenyataan hidup dalam keluarga ternyata membawa suatu bencana bagi kehidupan.

Namun dari kisah di atas kita juga bisa melihat bahwa kesalahan tidak sepenuhnya terletak pada diri sang anak. Sikap orangtua dan para anggota keluarga yang lain memiliki pengaruh terhadap keputusan sang anak. Tidaklah senantiasa kesalahan ada pada sang anak yang tidak berdaya-tahan. Tetapi juga disebabkan oleh suasana hidup dalam keluarga yang sering tidak kondusif untuk suatu pertumbuhan lanjut.

Semestinya keluarga mampu menyediakan situasi yang kondusif, agar sang anak mampu menerima kenyataan hidupnya. Semestinya keluarga memiliki hati yang selalu terbuka untuk setiap kemungkinan bagi sang anak. Setiap anggota keluarga mesti mampu menyediakan telinga mereka untuk mendengarkan suka dan duka sesamanya. Setiap anggota mesti sadar bahwa mereka adalah bagian yang tak terpisahkan. Satu orang menderita berarti semua anggota mengalami penderitaan.

Sebagai orang beriman, kita mesti sadar bahwa setiap orang yang hadir dalam hidup kita adalah bagian dari hidup kita. Siapa pun mereka adalah orang-orang yang membantu kita bertumbuh dan berkembang dalam kepribadian dan iman. Mari kita berusaha untuk siap sedia menerima kehadiran sesama dalam hidup kita. Dengan demikian, kita menjadi orang-orang yang memberikan keselamatan bagi sesama. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com


442
Bagikan

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.