Suatu kali seorang bapak bercerita bahwa ia beruntung dapat mengenal Tuhan. Artinya, ia beruntung memiliki iman kepada Tuhan. Sebelum dia mengenal Tuhan, ia merasa bahwa hidupnya itu tidak berarti apa-apa. Tidak ada makna. Ia hidup dan bekerja, tetapi tidak memiliki makna sama sekali. Karena itu, ia sering bingung dalam hidup ini. Ia merasa tidak punya pegangan apa-apa. Pikirannya sering kosong. Tidak ada sesuatu pun yang nyangkut di kepalanya.
Karena itu, ia berusaha untuk mencari Tuhan. Ia ingin mengenal Tuhan secara lebih dekat. Ia ingin hidupnya ini memiliki makna yang mendalam. Ia ingin lebih berguna bagi banyak orang. Ia ingin hidup terarah kepada Tuhan. Setelah lama mencari Tuhan, ia menemukan Tuhan ternyata begitu baik terhadapnya. Selama ini ia mengalami perlindungan dari Tuhan atas dirinya. Usaha-usahanya yang berhasil baik itu ternyata berkat karunia Tuhan.
Ia mensyukuri kasih karunia Tuhan itu. Ia pun semakin mendalami imannya. Ia memberikan dirinya kepada Tuhan. Ia yakin, dengan cara itu, ia dapat mengalami sukacita dan damai dalam hidup ini. Ia merasakan sukacita dan damai itu hadir dalam keluarganya. Ketika sebelum mengenal Tuhan, ia sering bertengkar dengan istrinya. Kini ia merasakan damai dan ketenteraman senantiasa menyertai hidupnya.
Pengenalan akan Tuhan menjadi suatu keharusan bagi setiap orang beriman. Ketika orang beriman sungguh-sungguh mengenal Tuhan, damai dan sukacita menjadi bagian hidup mereka. Untuk itu, orang beriman mesti menyerahkan seluruh hidupnya ke dalam kuasa Tuhan. Orang beriman mesti berani membiarkan dirinya dikuasai dan dituntun oleh Tuhan. Hanya dengan cara ini, orang beriman akan memiliki damai dan sukacita itu.
Karena itu, orang mesti berani mengubah cara hidup dan cara pandangnya tentang Tuhan. Orang beriman mesti yakin bahwa hanya Tuhan yang mampu membantu dirinya. Hanya Tuhan yang mampu memberikan kebahagiaan bagi hidupnya. Tidak ada kekuatan lain yang mampu memberikan kebahagiaan itu.
Mengapa banyak orang mengalami ketidakbahagiaan di dunia ini? Karena banyak orang hanya mau mengerjakan apa yang menjadi ambisi pribadinya. Banyak orang tidak mendengarkan kehendak Tuhan atas dirinya. Tuhan punya rencana terhadap setiap orang. Tuhan menghendaki agar setiap orang mengalami sukacita dan damai. Soalnya adalah banyak orang hanya mengutamakan egoismenya sendiri. Banyak orang tidak mendengarkan dengan baik apa rencana Tuhan bagi dirinya.
Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa mengenal Tuhan secara lebih dekat itu membawa damai bagi hidup kita. Karena itu, orang beriman mesti mengesampingkan kehendak pribadinya, ambisi pribadinya. Orang beriman mesti mengutamakan kehendak Tuhan terjadi dalam hidupnya. Dengan demikian, hidup ini menjadi sesuatu yang menggembirakan dan menyenangkan. Hidup ini menjadi berkat bagi diri sendiri dan sesama. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
428
Bagikan
Karena itu, ia berusaha untuk mencari Tuhan. Ia ingin mengenal Tuhan secara lebih dekat. Ia ingin hidupnya ini memiliki makna yang mendalam. Ia ingin lebih berguna bagi banyak orang. Ia ingin hidup terarah kepada Tuhan. Setelah lama mencari Tuhan, ia menemukan Tuhan ternyata begitu baik terhadapnya. Selama ini ia mengalami perlindungan dari Tuhan atas dirinya. Usaha-usahanya yang berhasil baik itu ternyata berkat karunia Tuhan.
Ia mensyukuri kasih karunia Tuhan itu. Ia pun semakin mendalami imannya. Ia memberikan dirinya kepada Tuhan. Ia yakin, dengan cara itu, ia dapat mengalami sukacita dan damai dalam hidup ini. Ia merasakan sukacita dan damai itu hadir dalam keluarganya. Ketika sebelum mengenal Tuhan, ia sering bertengkar dengan istrinya. Kini ia merasakan damai dan ketenteraman senantiasa menyertai hidupnya.
Pengenalan akan Tuhan menjadi suatu keharusan bagi setiap orang beriman. Ketika orang beriman sungguh-sungguh mengenal Tuhan, damai dan sukacita menjadi bagian hidup mereka. Untuk itu, orang beriman mesti menyerahkan seluruh hidupnya ke dalam kuasa Tuhan. Orang beriman mesti berani membiarkan dirinya dikuasai dan dituntun oleh Tuhan. Hanya dengan cara ini, orang beriman akan memiliki damai dan sukacita itu.
Karena itu, orang mesti berani mengubah cara hidup dan cara pandangnya tentang Tuhan. Orang beriman mesti yakin bahwa hanya Tuhan yang mampu membantu dirinya. Hanya Tuhan yang mampu memberikan kebahagiaan bagi hidupnya. Tidak ada kekuatan lain yang mampu memberikan kebahagiaan itu.
Mengapa banyak orang mengalami ketidakbahagiaan di dunia ini? Karena banyak orang hanya mau mengerjakan apa yang menjadi ambisi pribadinya. Banyak orang tidak mendengarkan kehendak Tuhan atas dirinya. Tuhan punya rencana terhadap setiap orang. Tuhan menghendaki agar setiap orang mengalami sukacita dan damai. Soalnya adalah banyak orang hanya mengutamakan egoismenya sendiri. Banyak orang tidak mendengarkan dengan baik apa rencana Tuhan bagi dirinya.
Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa mengenal Tuhan secara lebih dekat itu membawa damai bagi hidup kita. Karena itu, orang beriman mesti mengesampingkan kehendak pribadinya, ambisi pribadinya. Orang beriman mesti mengutamakan kehendak Tuhan terjadi dalam hidupnya. Dengan demikian, hidup ini menjadi sesuatu yang menggembirakan dan menyenangkan. Hidup ini menjadi berkat bagi diri sendiri dan sesama. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
428
Bagikan
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.