Pages

30 Juli 2010

Menutup Mata Merasakan Kehadiran Tuhan


Suatu pagi seorang ibu terduduk diam di ruang tengah rumahnya. Matanya terpejam. Mulutnya komat-kamit. Tampak ia sangat merasakan suasana damai yang begitu indah. Ketika salah seorang anaknya melihat hal tersebut, ia terkejut. Ia bertanya, “Ada apa, mama? Mama sakit?”

Dengan tenang, sang ibu berkata, “Nak, mama ingin merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup mama dan hidup kita.”

Anak itu agak bingung. Ia bertanya lagi, “Tuhan kan tidak bisa kita lihat, mama. Bagaimana mama bisa merasakan kehadiran Tuhan?”

Sambil tersenyum, sang ibu menjawab, “Nak, Tuhan memang tidak bisa kita lihat. Tetapi kita dapat merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Karena itu, mama memejamkan mata. Mama membiarkan Tuhan masuk dan tinggal dalam hati mama. Mama mau mengambil waktu dengan hening.”

Sang anak mulai mengerti. Namun ia masih tetap menyelidik. Ia bertanya, “Dengan memejamkan mata itu, apa mama juga ingin melupakan kesalahan-kesalahan kami?”

Ibu itu dengan sabar menjawab, “Benar, anakku. Mama ingin merasakan keindahan dari kasih Tuhan kepada kita semua. Tuhan begitu baik kepada kita. Tuhan tidak mengingat dosa dan kesalahan kita. Maka mama juga mau melupakan semua dosa dan kesalahan semua orang.”

Banyak orang tidak sabar menghadapi dosa dan kesalahan sesamanya. Dengan gampang orang mengadili sesamanya yang melakukan dosa dan kesalahan itu. Orang kurang sadar bahwa setiap orang pernah melakukan dosa dan kesalahan. Karena itu, orang tidak mudah melupakan dosa dan kesalahan sesamanya.

Kisah tadi mau mengatakan kepada kita bahwa dengan memejamkan mata, kita ingin hadir bersama Tuhan dalam keheningan. Kita mau menimba semangat dari Tuhan, yaitu semangat yang tidak mengingat dosa dan kesalahan manusia. Tuhan begitu baik kepada manusia. Tuhan sangat mudah mengampuni dosa dan kesalahan manusia. Keheningan mata ini membantu kita untuk mudah mengasihi sesama dengan mau melupakan dosa dan kesalahan mereka.

Dengan cara ini, kita mau mengatakan bahwa semangat Tuhan yang mudah mengampuni itu ingin menjadi bagian dalam hidup kita. Kita ingin mentransfer semangat Tuhan itu untuk membahagiakan Tuhan. Kita ingin agar semakin banyak orang dapat mengalami kasih Tuhan melalui hidup kita. Dengan demikian, dunia ini semakin menjadi tempat yang aman dan damai bagi hidup kita. Dunia ini dapat menjadi sarana keselamatan bagi manusia. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com


454

Bagikan

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.