Ada seorang ibu rumah tangga yang setiap hari mengumpulkan anak-anaknya setelah makan malam. Mereka mendoakan sang ayah yang selalu pulang larut malam dan senantiasa mabuk. Ibu dan anak-anaknya memohon kepada Tuhan, semoga ayah tercinta bertobat, tidak selalu pulang hanya untuk memarahi semua, bertengkar, malahan memukuli mereka.
Setelah beberapa tahun, doa ini tidak kelihatan kemajuan apa-apa, sehingga dalam frustrasinya ibu itu datang ke seorang pastor untuk mengadu. Ia berkata, “Kurang apa doa kami, Pastor. Coba lihat, tidak ada hasil yang kelihatan sama sekali.”
Pastor yang bijaksana turut merasa bingung, tapi tiba-tiba ada jalan keluar. Katanya kepada ibu itu, “Nanti malam coba mengganti doa permohonan itu dengan doa syukur.”
Jawab ibu itu, “Bersyukur atas apa, pastor? Kami hanya sengsara belaka.”
Kata Pastor itu, “Tidak, coba periksa segala unsur dan bagian dari hidupmu, bukankah ada tiga anak yang sehat, rajin dan taat kepada ibunya? Bukankah mereka juga sabar dan hormat pada ayah yang brengsek, sehat. Bukankah mereka berhasil dalam studi di sekolah? Bukankah ibu sendiri memiliki iman yang hidup, rajin beribadat, sehat sehingga dapat mengurus rumah tangga dengan baik?”
Sang ibu mulai sadar. Lantas pastor itu berkata lagi, “Bukankah sang suami yang tidak menyenangkan dan kelihatan gagal, toh diberi daya tahan sehingga minuman keras yang ia habisi setiap hari ternyata tidak sampai mengambil nyawanya? Pasti banyak hal lain lagi yang positif dan pantas disyukuri.”
Lalu dengan sedikit malu, ibu itu minta diri dan pulang. Habis makan malam, seperti biasa ia berlutut bersama anak-anak untuk berdoa. Kali ini mereka tidak meminta apa-apa dari Tuhan. Mereka hanya bersyukur dan berterima kasih atas segala yang dapat mereka ingat dan kemukakan.
Beberapa jam kemudian sang ayah pulang. Ternyata ia tidak mabuk seperti biasa. Ia mengumpulkan isteri dan anak-anaknya lalu di hadapan mereka dan sambil memeluk mereka, ia menangis. Ia minta maaf karena ia bukan suami dan ayah yang baik. Ia bertobat, menjadi orang yang berhati baru. Hasil dari doa syukur. Keluarga itu sangat gembira bersama dan bersyukur dengan penuh gelora atas kebaikan Tuhan yang hanya menunggu orang bersyukur sebelum Ia memberi yang baik dan yang lama diharapkan.
Tentu saja kisah di atas sangat menyentuh hati kita. Ternyata tidak selamanya doa itu mesti meminta dan meminta kepada Tuhan untuk memberikan kita segala yang kita butuhkan. Doa juga berarti bersyukur atas kebaikan Tuhan atas hidup ini. Berapa dari Anda yang mensyukuri kebaikan Tuhan atas hidup Anda? Mungkin hanya sedikit yang mau bersyukur kepada Tuhan. Banyak dari kita hanya meminta kepada Tuhan untuk diberi kekuatan bagi hidup kita.
Sebagai orang beriman, kita mesti berusaha untuk senantiasa mensyukuri kebaikan Tuhan. Hidup ini adalah rahmat Tuhan. Kita hidup karena belas kasihan Tuhan. Karena itu, pantaslah kita senantiasa berterima kasih dan bersyukur kepada Tuhan. Bersyukur menunjukkan betapa kita memiliki iman yang mendalam kepada Tuhan. Apa pun yang diberikan Tuhan kepada kita, kita mau menerima dengan lapang dada. Dengan tangan terbuka kita menerima kebaikan Tuhan itu. Mari kita terus-menerus bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan mencintai kita. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
440
Bagikan
Setelah beberapa tahun, doa ini tidak kelihatan kemajuan apa-apa, sehingga dalam frustrasinya ibu itu datang ke seorang pastor untuk mengadu. Ia berkata, “Kurang apa doa kami, Pastor. Coba lihat, tidak ada hasil yang kelihatan sama sekali.”
Pastor yang bijaksana turut merasa bingung, tapi tiba-tiba ada jalan keluar. Katanya kepada ibu itu, “Nanti malam coba mengganti doa permohonan itu dengan doa syukur.”
Jawab ibu itu, “Bersyukur atas apa, pastor? Kami hanya sengsara belaka.”
Kata Pastor itu, “Tidak, coba periksa segala unsur dan bagian dari hidupmu, bukankah ada tiga anak yang sehat, rajin dan taat kepada ibunya? Bukankah mereka juga sabar dan hormat pada ayah yang brengsek, sehat. Bukankah mereka berhasil dalam studi di sekolah? Bukankah ibu sendiri memiliki iman yang hidup, rajin beribadat, sehat sehingga dapat mengurus rumah tangga dengan baik?”
Sang ibu mulai sadar. Lantas pastor itu berkata lagi, “Bukankah sang suami yang tidak menyenangkan dan kelihatan gagal, toh diberi daya tahan sehingga minuman keras yang ia habisi setiap hari ternyata tidak sampai mengambil nyawanya? Pasti banyak hal lain lagi yang positif dan pantas disyukuri.”
Lalu dengan sedikit malu, ibu itu minta diri dan pulang. Habis makan malam, seperti biasa ia berlutut bersama anak-anak untuk berdoa. Kali ini mereka tidak meminta apa-apa dari Tuhan. Mereka hanya bersyukur dan berterima kasih atas segala yang dapat mereka ingat dan kemukakan.
Beberapa jam kemudian sang ayah pulang. Ternyata ia tidak mabuk seperti biasa. Ia mengumpulkan isteri dan anak-anaknya lalu di hadapan mereka dan sambil memeluk mereka, ia menangis. Ia minta maaf karena ia bukan suami dan ayah yang baik. Ia bertobat, menjadi orang yang berhati baru. Hasil dari doa syukur. Keluarga itu sangat gembira bersama dan bersyukur dengan penuh gelora atas kebaikan Tuhan yang hanya menunggu orang bersyukur sebelum Ia memberi yang baik dan yang lama diharapkan.
Tentu saja kisah di atas sangat menyentuh hati kita. Ternyata tidak selamanya doa itu mesti meminta dan meminta kepada Tuhan untuk memberikan kita segala yang kita butuhkan. Doa juga berarti bersyukur atas kebaikan Tuhan atas hidup ini. Berapa dari Anda yang mensyukuri kebaikan Tuhan atas hidup Anda? Mungkin hanya sedikit yang mau bersyukur kepada Tuhan. Banyak dari kita hanya meminta kepada Tuhan untuk diberi kekuatan bagi hidup kita.
Sebagai orang beriman, kita mesti berusaha untuk senantiasa mensyukuri kebaikan Tuhan. Hidup ini adalah rahmat Tuhan. Kita hidup karena belas kasihan Tuhan. Karena itu, pantaslah kita senantiasa berterima kasih dan bersyukur kepada Tuhan. Bersyukur menunjukkan betapa kita memiliki iman yang mendalam kepada Tuhan. Apa pun yang diberikan Tuhan kepada kita, kita mau menerima dengan lapang dada. Dengan tangan terbuka kita menerima kebaikan Tuhan itu. Mari kita terus-menerus bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan mencintai kita. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales, SCJ
NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.
Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
440
Bagikan
1 komentar:
yups seharusnya begitu hehe semangat terus ... :D salam kenal minta supportnya ya juga di sini thanks :D
Posting Komentar
Silahkan mengisi
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.