Pages

28 Juli 2010

Membantu Sesama untuk Berubah

Seorang bapak memberi pengajaran yang sangat baik kepada anaknya yang suka ngutil. Ia memberi anaknya itu sebuah buku harian. Ia meminta anaknya untuk setiap hari menulis apa saja yang ia kutil. Tujuannya agar anaknya perlahan-lahan sembuh dari kebiasaan ngutil itu.

Awalnya anaknya merasa sangat kesulitan untuk menuliskan apa saja yang ia kutil. Namun ia mulai setelah dua hari ia menerima buku harian itu. Tangannya gemetar menuliskan apa yang ia kutil dari laci ayahnya. Namun ia berusaha untuk menorehkan pena di atas buku hariannya itu. Ia berhasil. Ia tersenyum, meski ia agak cemas kalau-kalau nanti ayahnya tahu apa yang telah ia lakukan.

Malam harinya, sang ayah bertanya, “Nak, kamu tulis apa yang kamu kutil hari ini?”

Anak itu menjawab, “Ya, ayah. Saya sudah tulis. Hati saya terasa tidak aman. Saya sedih, ayah.”

Sang ayah tersenyum. Ia memberikan dukungan kepada anaknya. Ia berkata, “Tidak apa-apa. Kamu harus tetap berani untuk melewati proses ini. Ayah yakin, kamu akan berhasil menghentikan kebiasaanmu itu.”

Anak itu tersenyum memandang ayahnya. Hari demi hari ia menulis apa yang ia kutil. Hasilnya, dua bulan kemudian ia berhenti mengutil. Ia menjadi anak yang baik. Pikirannya tidak tertuju lagi pada ngutil. Buku harian itu menjadi suatu kenangan yang indah bagi perubahan dirinya.

Kesadaran seseorang untuk mengubah kebiasaan buruknya dapat dibantu dengan berbagai cara. Kisah tadi menunjukkan suatu cara pendampingan sang ayah terhadap anaknya. Sang memberikan kesadaran itu kepada anaknya. Sementara sang anak ingin mengalami perubahan dari kebiasaannya. Untuk itu, ia berjuang meski ia mesti menuliskan kebiasaan buruknya itu.

Membantu orang untuk berubah merupakan suatu rahmat. Orang yang dapat mengalami perubahan itu akan merasakan kasih yang luar biasa. Kalau orang tersebut sungguh-sungguh mau membuka diri untuk perubahan dalam dirinya, ia akan menemukan perubahan diri itu sebagai suatu sukacita yang mendalam. Ia boleh terlepas dari kebiasaan buruknya.

Sebagai orang beriman, kita memiliki tugas untuk membantu sesama mengalami perubahan dan pertobatan dalam hidupnya. Hal ini akan membantu orang untuk mengalami sukacita dan damai dalam hidupnya. Karena itu, kita mesti berusaha terus-menerus untuk membantu sesama yang berada dalam suasana kurang baik. Ketika kita membantunya dan berhasil, sesama kita itu menjadi bahagia. Mari kita terus-menerus berusaha untuk membantu sesama, agar mengalami sukacita dan damai dalam hidup. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com

452


Bagikan

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.