Pages

11 Juli 2010

Rahmat Tuhan Senantiasa Hadir Bersama Kita

Ada seorang anak yang terkenal luar biasa pandai. Nilai-nilai pada setiap kali ulangan selalu sepuluh. Padahal ia tidak mengikuti banyak les di luar sekolah. Menurut pengakuannya, ia belajar sendiri di rumah. Ibunya mendampingi dirinya dengan setia. Ia tidak kuatir sama sekali begitu ulangan diadakan di sekolah. Ia sudah menyiapkan diri dengan baik dengan belajar yang rajin.

Suatu kali seorang temannya bertanya kepadanya tentang pelajaran matematika. Tanpa ragu-ragu ia membantu temannya itu. Hasilnya, pada saat ulangan tiba, temannya itu pun memperoleh nilai sepuluh. Anak itu tidak cemburu. Ia terus-menerus memberi semangat kepada temannya itu agar tetap belajar. Ia merasa bahwa kepandaiannya itu mesti ditularkan kepada sesamanya. Dengan demikian, semakin banyak temannya dapat meraih cita-cita mereka.

Melihat situasi seperti itu, teman-temannya yang lain pun ikut. Mereka membentuk sebuah kelompok belajar. Begitu pulang sekolah mereka berkumpul di salah satu rumah teman mereka. Tujuannya untuk belajar bersama. Kebiasaan itu membawa hasil yang sangat baik. Banyak dari mereka yang kemudian meraih nilai sangat baik di kelas itu. Mereka tidak saling cemburu. Justru mereka saling membantu.

Saling mendukung dalam usaha-usaha menunjukkan suatu hasil yang baik. Orang tidak perlu kuatir tentang keberhasilannya dalam hidup ini. Saling menolong itu mencerminkan hidup kita sebagai orang-orang yang memiliki optimisme dalam hidup ini. Orang tidak hidup untuk dirinya sendiri. Orang juga hidup bagi sesama yang ada di sekitarnya.

Orang yang sungguh-sungguh beriman itu biasanya mampu mengulurkan tangannya untuk membantu sesamanya yang mengalami kesulitan-kesulitan dalam hidup. Inilah iman yang hidup. Iman yang hidup itu tampak dalam tingkah laku sehari-hari. Orang beriman itu tidak mudah cemburu, ketika sesamanya berhasil dalam suatu usaha. Sebaliknya, orang beriman itu mau belajar dari sesamanya yang berhasil.

Karena itu, orang seperti ini biasanya mendapatkan rahmat dari Tuhan. Tuhan tahu kebaikan dan usaha yang dilakukannya. Tuhan mengaruniakan rahmatNya, agar orang seperti ini dapat terus berusaha dan meraih keberhasilan dalam hidupnya. Keberhasilan itu dapat menjadi kesempatan untuk memuji dan memuliakan Tuhan.

Namun sering orang beriman itu lupa akan asal muasal rahmat itu. Mereka merasa bahwa keberhasilan yang dicapai itu usaha mereka sendiri. Tentu saja hal ini berbahaya bagi hidup orang beriman.

Karena itu, orang beriman mesti senantiasa memiliki rasa syukur atas setiap rahmat yang ia terima dari Tuhan. Tuhan begitu baik. Tuhan selalu membantu manusia. Tuhan ingin agar manusia menemukan keberhasilan dalam hidupnya. Mari kita berusaha untuk senantiasa mensyukuri rahmat demi rahmat yang kita peroleh dalam hidup sehari-hari. Dengan demikian, kita dapat menjadi orang-orang yang menemukan sukacita dan damai dalam hidup ini. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

NB: Dengarkan Renungan Malam di Radio Sonora (FM 102.6) untuk mereka yang tinggal di Palembang dan sekitarnya, pukul 21.55 WIB.

Juga bisa dibaca di: http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com
435


Bagikan

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.